Selasa, 16 Juni 2015

BAB 11. MANUSIA  DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan.. manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantunng pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing.  Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepada, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah makluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat,keadaan, tau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.
Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibdakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia ataukebutuhan manusia itu ialah :
a)  Kelangsungan hidup (survival)
b)  Keamanan (safety)
c)  Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be lovinng and love)
d)  Diakui lingkungan (status)
e)  Perwujudan cita – cita (self actualiztion)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sedang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagi perlindungan keamanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menagis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Denagan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.  Karena itu tidak jarang anak – anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya.
Perwujudan cita – cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembagkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Dalam agama terdapat kebenaran – kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuahn – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,sikap dan perasaan.
Dr. Yuyun suriasumantri dalam bukunya “filsafat Ilmu, sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran sebagi berikut :
1)  Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten denagn pernyataan – pernyataan sebalumnya yang diangggap benar.
2)  Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan – peryataan itu berkorenponde (berhubungan) dengan obyekyangg dituju oleh pernyataan tersebut.
3)  Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

E. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, ornag tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintahkan dan memimpin bangsa manusia, atau setidak – tidaknya tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)  Menigkatkan ketagwaan kita dengan jalan meningkatkan  ibadah
b)  Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) Menigkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia denagan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
d)  Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e)  Menekan peraaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar