Sabtu, 19 Maret 2016

ALL ABOUT MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI
Assalaamu’alaikum all, lanjut ke pembahasan kita yang selanjutnya tentang All About Manajemen menurut para ahli. Kita langsung aja ke pembahasannya :
1.      Pengertian manajemen

a.      Menurut James A.F Stonner

James Arthur Finch Stoner mendefinisikan bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisaasian, kepemimpinan, serta pengawasan usaha-usaha dari para anggota organisasi beserta penggunaan sumber-sumber daya organisasi lain guna mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Yang dapat diartikan bahwa menurut Stoner, suatu manajemen adalah sebuah proses atau usaha untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi oleh semua aspek manajemen baik itu manusia, mesin, dll. yang mana perlu direncanakan, diorganisasikan, diarahkan serta diawasi. Atau lebih rincinya, ditekankan pada 4 aspek ini :
1.      Perencanaan (planning) menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin) memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain, semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir.
2.      Pengorganisasian (organization) yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan(khususnya para pemimpin) yang berarti para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan bisa dicapai dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para atasan harus bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.      Memimpin (to lead) yang dalam beberapa hal juga disebut mengarahkan. Atau dapat diartikan cara dari para atasan untuk mengarahkan, mempengaruhi atau memerintahkan setiap anggotanya untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan dan disusun (diorganisasi). Dan setiap atasan diharuskan untuk mempunyai strategi untuk memimpin para anggotanya.
4.      Pengendalian (controlling) dapat diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat.
Sumber :



b.      Menurut Peter F. Drucker

Saat saya searching tentang manajemen menurut Peter Ferdinand Drucker, saya cukup terkejut juga karena ternyata Drucker lebih menekankan bahwa pada suatu organisasi  manajemen yang dibutuhkan adalah manajemen yang berjalan dengan efektif dan efisien, atau dalam beberapa istilah didapatkan dengan waktu yang relatif cepat dengan biaya seminimal mungkin (hemat waktu dan biaya). Jadi menurut saya, teori Drucker ini, dapat digabungkan dengan teori Stoner, karena Manajemen yang terencana, terorganisasi, terarah, terkendali dan terpimpin bisa mewujudkan suatu keefektifitasan dan keefisiensian. Namun sedikit saya tambahkan dari suatu kutipan website bahwa Efektif menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan pekerjaan yang benar”. Sedangkan Efisien adalah “mengerjakan pekerjaan dengan benar”, atau yang saya artikan bahwa setiap manajemen harus menemukan cara mengerjakan pekerjaan yang benar dengan benar, atau dalam arti lain, setiap manajemen harus memikirkan cara pencapaian tujuan manajemen secara efektif dan efisien.
Dan ketika saya menemukan artikel berbahasa Inggris mengenai ini, saya terjemahkan bahwa Menurut Drucker, Manajemen adalah alat serbaguna untuk mengelola bisnis, para manajer, para pekerja dan pekerjaan itu sendiri. Tujuannya adalah sebagai alat agar masyarakat secara khusus dapat membuat sumber daya yang produktif, yaitu dengan tanggung jawab untuk kemajuan ekonomi yang terorganisasi.
Sumber :

2.      Fungsi Manajemen

a.      Dari segi POAC
Jujur saja saya agak terkejut ketika men-searching arti dari POAC, karena ternyata POAC adalah singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controling yang ternyata telah saya jelaskan terlebih dahulu di atas (kecuali Actuating), hhe. Sedikit tambahan bahwa POAC merupakan konsep dasar manajemen yang diperkenalkan oleh George R. Terry. Dan teori  ini banyak digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia. Mungkin pengertiannya akan saya ulangi lagi, akan tetapi akan sedikit saya tambahkan dari beberapa sumber, karena ternyata masih ada penjelasan detail dari segi Planning dan Controling dan akan saya beri definisi baru dari segi Actuating.
1.         Perencanaan (planning) menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin) memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain, semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir. Dan dari beberapa sumber, ditambahkan penekanan pada hal-hal berikut :
a.       Specific yang berarti suatu perencanaan harus lebih jelas dan lebih detail dari berbagai segi perencanaannya. Tidak meragukan ataupun tidak jelas, dan tentunya harus sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
b.      Measurable yang berarti suatu  perencanaan harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Seperti yang saya katakan tadi bahwa dengan demikian akan meminimalisir kesalahan khususnya dari segi kerugian.
c.       Achievable yang berarti sesuatu dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan atau khayalan (yang walau bukan pendapat murni saya tapi saya setuju). Dan dapat saya tambahkan dapat diukur pencapaiannya dari sumber daya yang tersedia.
d.      Realistic yang berarti sesuatu yang sesuai dengan kemampuan serta sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah serta tidak terlalu sulit. Dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, tetapi tetap ada tantangan didalamnya.
e.       Time yang berarti setiap rencana harus ada batas waktu yang jelas, baik itu bulanan, tahunan, dll. Sehingga mudah untuk dinilai serta dapat dievaluasi.

2.         Pengorganisasian (organization) yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan (khususnya para pemimpin) yang berarti para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan bisa dicapai dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para atasan harus bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.         Pelaksanaan (actuating) yang berarti usaha atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Atau dapat diartikan apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan untuk mencapai tujuan organisasi sudah mulai dilaksanakan atau dijalankan.
4.         Pengendalian (controlling) dapat diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat.  Dan dapat disimpulkan dengan :

·Mencegah terjadinya penyimpangan
·Memperbaiki kelemahan dan kesalahan, serta menindak penyalahgunaan dan penyelewengan
·Mendinamisasikan organisasi serta kegiatan dalam manajemen
·Memperkuat rasa akan tanggung jawab tiap individu
·Mengambil tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari Perencanaan atau standar yang telah ditetapkan.

Sumber :


b.      Dari segi POLC

Jika harus jujur lagi, tentu saya akan jujur kalau saya terkejut lagi dengan arti POLC, karena ternyata kepanjangan POLC adalah Planning, Organizing, Leading, dan Controlling yang tentunya sama persis dengan yang saya terangkan diatas pada bagian pengertian manajemen menurut James Stoner, mungkin saya akan mengkopi langsung dari tulisan diatas, akan tetapi akan saya simpulkan mengenai fungsi manajemen baik dari segi POAC maupun POLC.

1.      Perencanaan (planning) menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin) memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain, semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir.
2.      Pengorganisasian (organization) yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan(khususnya para pemimpin) yang berarti para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan bisa dicapai dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para atasan harus bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.      Memimpin (to lead) yang dalam beberapa hal juga disebut mengarahkan. Atau dapat diartikan cara dari para atasan untuk mengarahkan, mempengaruhi atau memerintahkan setiap anggotanya untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan dan disusun (diorganisasi). Dan setiap atasan diharuskan untuk mempunyai strategi untuk memimpin para anggotanya.
4.      Pengendalian (controlling) dapat diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat.
Mungkin kedua fungsi ini memang penting, akan tetapi saya bertanya-tanya, mengapa sampai ada dua fungsi manajemen sekaligus? Padahal jika dilihat dari segi makna, keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Tapi! Setelah saya lebih teliti, sebenarnya inti dari dua fungsi ini sama, dimana keduanya sam-sama memiliki perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pada suatu manajemen. Akan tetapi, POAC lebih menekankan pada pelaksanaan dari suatu pencapaian suatu tujuan, sedangkan POLC lebih menekankan adanya kepemimpinan, dan hal-hal lain yang saya simpulkan dari keduanya, yaitu :

POAC
POLC
Tidak memperhatikan kepemimpinan, hanya pelaksanaannya.
Lebih memperhatikan kepemimpinan, bukan hanya pelaksanaannya.
Apapun tugasnya, dilaksanakan bersama-sama.
Apapun tugasnya, harus ada yang memimpin/mengawasi.
Tanggung jawab suatu pekerjaan ditanggung bersama.
Tanggung jawab suatu pekerjaan lebih ditanggung oleh pemimpin pekerjaan.
Dll.
Dll.

Sumber :

3.      Proses manajemen menurut Henry Fayol(Fayolism)

a.      Planning(perencanaan)

Perencanaan adalah melihat/memperkirakan kedepannya. Menurut Henri Fayol, menyusun rencana yang baik dari suatu tindakan yang akan dilaksanakan adalah hal yang paling sulit dari lima fungsi manajemen yang lain. Karena perencanaan membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh aspek organisasi. Dengan memperhatikan waktu dan pelaksanaan, perencanaan harus dikaitkan dan dikoordinasikan pada tingkat yang berbeda. Perencanaan harus mengambil atau mempertimbangkan sumber daya organisasi yang tersedia dan fleksibilitas personil dari organisasi yang menjadi pertimbangan, karena dengan hal itu akan menjadi sebuah jaminan dari  kelanjutan sebuah organisasi dan pelaksanaan rencana itu sendiri.

b.      Organizing (pengorganisasian)

Sebuah organisasi hanya akan dapat berfungsi dengan baik jika organisasi itu sendiri terorganisir dengan baik. Ini berarti bahwa harus ada sumber daya yang berupa modal yang cukup, staff dan bahan baku, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar dapat membangun struktur kerja yang baik. Struktur organisasi dengan pembagian yang baik dari segi fungsi-fungsi dan tugas-tugas adalah sesuatu yang sangat penting. Ketika jumlah fungsi meningkat, organisasi akan dapat berkembang baik secara horisontal maupun vertikal. Hal ini memerlukan jenis kepemimpinan yang berbeda. Pengorganisasian adalah fungsi penting dari lima fungsi manajemen lainnya.
c.       Commanding (Kepemerintahan)
Ketika diberi perintah dan instruksi kerja yang jelas, karyawan akan tahu secara pasti apa yang diperlukan dari diri mereka. Kembali dari semua karyawan akan dioptimalkan jika mereka diberikan instruksi yang kongkrit sehubungan dengan kegiatan yang harus dilakukan oleh mereka. Manajer yang sukses berintegritas, serta berkomunikasi dengan jelas dan mendasarkan keputusan mereka pada audit / pemeriksaan yang berkala. Mereka mampu memotivasi tim dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif.
d.      Coordinating (Pengkoordinasian)
Ketika semua kegiatan diselaraskan, organisasi akan berfungsi dengan lebih baik. Pengaruh positif dari perilaku setiap karyawan adalah penting dalam koordinasi. Oleh karena itu, koordinasi bertujuan memicu motivasi dan disiplin dalam dinamika berkelompok. Hal ini membutuhkan komunikasi yang jelas dan kepemimpinan yang baik. Hanya melalui perilaku positif karyawan, manajemen dapat melaksanakan tujuan yang diinginkan agar dapat tercapai.
e.       Controlling (Pengendalian)
Dengan memastikan apakah semuanya berjalan sesuai rencana, organisasi tahu persis apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak. Kontrol terjadi dalam proses empat langkah:
·         Menetapkan standar kinerja berdasarkan tujuan organisasi.
·         Mengukur dan melaporkan kinerja secara aktual.
·         Membandingkan hasil dengan kinerja dan standar yang ada.
·         Mengambil tindakan korektif atau pencegahan sesuai yang diperlukan.


Sumber :

4.      Manajer Role / peran manajer menurut Mintzberg

Menurut Mintzberg para manajer itu memiliki sepuluh peran berbeda-beda, dari kesepuluh peran tersebut dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

·            Informational (Managing By Information)
·            Interpersonal (Managing Through People)
·            Decisional (Managing Through Action)

Berikut adalah penjelasan dari 3 kategori di atas :

1.    Informational (Managing By Information) atau manajemen dengan informasi. Yaitu :

a.         Monitor (Pengawas)


Mencari dan memperoleh informasi yang terkait dengan pekerjaan.

Contoh : Memindai/membaca perdagangan pers, majalah, laporan; menghadiri seminar seminar dan pelatihan; mempertahankan kontak pribadi.



b. Disseminator (Penyebar informasi)



Berkomunikasi / menyebarluaskan informasi kepada orang lain dalam organisasi.

Contoh : Mengirim memo dan laporan; memberitahukan staff dan bawahan tentang keputusan.



c. Spokesperson (Juru bicara)



Berkomunikasi / mengirimkan informasi keluar (pihak eksernal).

Contoh : Meneruskan memo, laporan dan informasi bahan; berpartisipasi dalam konferennsi pertemuan-pertemuan dan laporan kemajuan.


2.   Interpersonal (Managing Through People) atau manajemen melalui orang lain. Yaitu :

a.       Figurehead (Tokoh sebagai Simbol pemimpin perusahaan)

Melakukan tugas-tugas social dan hokum, bertindak sebagai pemimpin simbolis.

Contoh    : Menyapa pengunjung, menandatangani dokumen hokum, menghadiri upacara pemotongan pita, pembawa acara dari resepsi dan lain-lain.

b.      Leader (Pemimpin)

Langsung dan memotivasi bawahan, memilih dan melatih karyawan.

Contoh     : Mencakup hamper semua interaksi dengan bawahan

c.       Liaison (Penghubung atau duta perwakilan)

Membangun dan memelihara kontak ke dalam dan luar organisasi.

Contoh     : Partisipasi dalam pertemuan dengan wakil-wakil divisi atau organisasi lainnya.

3. Decisional (Managing Through Action) atau manajemen dengan tindakan nyata. Yaitu:

a.       Entrepreneur (Berjiwa pengusaha)

Mengidentifikasi ide-ide baru dan memulai proyek-proyek perbaikan.
Contoh     : Menerapkan inovasi; Rencana untuk masa depan.

b.      Disturbance Handler (Pemecahan masalah)

Berkaitan dengan sengketa atau masalah dan mengambil tindakan kooperatif.
Contoh      : Menyelesaikan konflik antara bawahan; Memilih alternative strategi; Mengatasi situasi krisis.

c.       Resource Allocation (Alokasi sumber daya)

Memutuskan mana untuk menerapkan sumber daya.
Contoh      : Merancangan dan menyetujui rencana, jadwal, anggaran; Menetapkan prioritas.

d.      Negotiator (Negosiasi)
           
            Membela kepentingan bisnis.
Contoh      : Berpartisipasi dalam dan mengarahkan negosiasi dalam tim, Departemen dan organisasi.

Sumber :

5.      Teori Organisasi Klasik
a.   Menurut Henry Fayol

Henri Fayol (1841-1925) , memusatkan perhatiannya pada pemecahan fungsional kegiatan administrasi. Fayol juga mengemukakan 14 prinsip-prinsip yang menyeluruh, yang dipergunakan sebagai petunjuk bagi manajer dalam beraktivitas mengelola organisasi.

1. Pembagian kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan dalam perintah
5. Kesatuan arah
6. Mengutamakan kepentingan umum (general interest) diatas kepentingan individu
7. Pemberian upah bagi pekerja
8. Sentralisasi
9. Rantai perintah
10. Ketertiban
11. Keadilan
12. Kestabilan masa kerja pekerja
13. Inisiatif
14. Semangat jiwa kesatuan (korps).

Sumber :

b.      Max Weber

Max Weber mengemukakan tipe ideal birokrasi. Menurut Max Weber teori birokrasi adalah bentuk organisasi yang paling efisien. Menurut Max Weber masyarakat akan mengalami situasi birokrasi dan mustahil untuk menghindari birokrasi. Dengan demikian masyarakat akan menjadi semakin lebih berfikir rasional. Max Weber memiliki elemen kunci dalam teori birokrasi ini, yaitu:


  • ·         Peran didefinisikan secara jelas berdasarkan pekerjaan
  • ·         Hirarki otoritas
  • ·         Prosedur standar
  • ·         Pencatatan teliti
  • ·         Mempekerjakan karyawan hanya jika mereka memenuhi kualifikasi tertentu untuk pekerjaan

Sumber :