Jumat, 02 Oktober 2015

               Beberapa tahun yang lalu, kita dikejutkan dengan berita tentang pengklaiman Malaysia atas lagu "Rasa Sayange" dari Indonesia. Kasus ini cukup panjang penyelesaiannya hingga akhirnya kasus ini terselesaikan dan Indonesia dinyatakan memenangkan kasus ini karena terbukti bahwa Indonesia memiliki hak paten atas lagu tersebut (karena memang sebenarnya lagu tersebut berasal dari Indonesia). Akan tetapi, apakah memang benar kasus tersebut hanya sampai di situ? Jawabannya tentu saja tidak. Karena tahu mengapa? Karena kasus tersebut tidak hanya berhenti pada pengklaiman lagu tersebut. Tidak beberapa lama setelah pengklaiman lagu tersebut (bahkan mungkin baru berselang beberapa saat kemudian), Malaysia kembali mengklaim budaya Indonesia lainnya yaitu "Reok Ponorogo". Apa kita pikir hanya sebatas itu saja? Pikir lagi! Karena jika kita telaah lebih jauh, bukan hanya dua budaya itu saja yang sudah diklaim oleh negara lain, akan tetapi banyak sekali budaya yang sudah diklaim oleh negara lain tanpa kita sadari. Jika kita pikir hanya beberapa, tentu saja salah besar. Karena yang terlihat bukanlah yang ternyata. Mungkin yang kita lihat dan ketahui hanya beberapa saja, tapi apa tanpa sepengetahuan kita mereka tidak berbuat apa-apa? Tidak ada jaminan! Jika kita teliti lebih dalam, sebetulnya banyak sekali budaya-budaya, bahkan kekayaan negara kita yang diklaim oleh Malaysia, bahkan mungkin negara lain. Jika telah terjadi demikian, siapakah yang pantas disalahkan? Apakah kita? Indonesia? Atau negara lain yang mengklaim? Pastinya yang mengklaimlah yang paling disalahkan. Tapi apa benar hanya mereka yang harus disalahkan? Menurut saya pastinya tidak. Karena tentu saja kita sebagai pemilik budaya itu juga turut bersalah atas kebudayaan yang dicuri. Karena atas dasar kelalaian kita jugalah yang kurang melestarikan semua kebudayaan tersebut sehingga budaya-budaya tersebut bisa sampai dicuri. Jujur saja, saya juga termasuk orang yang kurang melestarikan budaya, karena itu saya menggunakan kata kita dalam opini ini, yang bermaksud untuk menyadarkan  kita semua (termasuk saya pribadi) atas masalah ini. Karena jika kita lalai lagi, mungkin bukan hanya budaya negara ini saja yang diambil, bahkan aset-aset lain negara inipun dapat dicuri oleh negara lain. Saya sadar jika mereka harus disalahkan atas pencurian tersebut, tapi kita juga ikut bersalah karena kurang melestarikan budaya-budaya tersebut. Kenapa kita tidak melestarikan dan memelihara budaya-budaya tersebut sedari dulu dengan berbagai cara yang bisa kita lakukan. Padahal dengan demikian, kita bisa mencegah pencurian budaya, dan lebih dari itu kita bisa menunjukkan pada dunia tentang kekayaan budaya Indonesia. Dibandingkan kita hanya mengutuk-ngutuk para pencuri budaya tersebut, kenapa tidak kita mulai dari sekarang untuk melestarikan budaya kita. Sejujurnya saya sangat senang dengan masa pemerintahan presiden SBY, karena pada masa memimpin, banyak sekali tindakan yang dilakukan untuk melestarikan budaya kita. Bahkan, budaya memakai baju batik di hari Jum'at mulai dilaksanakan pada masanya. Selain itu, banyak acara TV yang lebih giat menampilkan tentang kebudayaan Indonesia. Setelah banyak bercakap-cakap, mungkin ini sudah saatnya saya memberikan ide saya tentang pelestarian budaya yang mana sudah lama saya pikirkan dan ingin sekali direalisasikan, yaitu dengan diadakannya hari budaya nasional. Sejujurnya ide ini terpikirkan oleh saya ketika menonton acara "Miss Indonesia", yang pada saat itu para kontestan sedang diberikan pertanyaan "Apa yang anda lakukan untuk menindak-lanjuti pencurian budaya yang akhir-akhir ini terjadi?". Itu sudah membuka mata saya tentang masalah yang terjadi dan menyadarkan saya bahwa harus ada satu tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut dan harus mencakup seluruh kebudayaan Indonesia. Dan menurut saya, merealisasikan hari budaya nasional adalah salah satu ide terbaik, dimana seluruh rakyat Indonesia ikut merayakan hari tersebut. Coba bayangkan jika dalam satu hari kita semua wajib memakai pakaian adat masing-masing, jika dalam 1 hari kita diberikan tontonan-tontonan tentang tentang berbagai macam budaya Indonesia dan asal-muasal budaya tersebut, jika dalam satu hari kita diberikan libur penuh seharian dan ketika kita gunakan untuk berekreasi kemanapun, kita melihat berbagai macam pagelaran budaya Indonesia. Apakah dengan demikian pengetahuan kita tentang budaya Indonesia masih tidak bertambah? Apakah kita masih kurang mengenal budaya Indonesia? Pastinya tidak! Karena kita akan lebih mengenal dan mengetahui berbagai macam budaya Indonesia (walaupun budaya-budaya Indonesia tidak terkira banyaknya). Dan seandainya setiap satu minggu/sebulan sekali setiap stasiun TV wajib menayangkan tentang budaya Indonesia dan terus memperbaharui informasi tentangnya. Saya yakin jika semua proses pelestarian budaya tersebut dilakukan bersama-sama, maka budaya Indonesia akan lebih terpelihara serta kecil kemungkinannya budaya Indonesia akan tercuri kembali. 

0 komentar:

Posting Komentar