Selasa, 16 Juni 2015

BAB 11. MANUSIA  DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan.. manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantunng pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing – masing.  Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepada, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN ?
Menurut kodratnya manusia itu adalah makluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat,keadaan, tau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.
Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibdakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia ataukebutuhan manusia itu ialah :
a)  Kelangsungan hidup (survival)
b)  Keamanan (safety)
c)  Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be lovinng and love)
d)  Diakui lingkungan (status)
e)  Perwujudan cita – cita (self actualiztion)
Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sedang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagi perlindungan keamanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menagis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Denagan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.  Karena itu tidak jarang anak – anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil saja, semua diatur” itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa setiap manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya.
Perwujudan cita – cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembagkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Dalam agama terdapat kebenaran – kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuahn – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,sikap dan perasaan.
Dr. Yuyun suriasumantri dalam bukunya “filsafat Ilmu, sebuah pengantar populer ada tiga teori kebenaran sebagi berikut :
1)  Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten denagn pernyataan – pernyataan sebalumnya yang diangggap benar.
2)  Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan – peryataan itu berkorenponde (berhubungan) dengan obyekyangg dituju oleh pernyataan tersebut.
3)  Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

E. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, ornag tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintahkan dan memimpin bangsa manusia, atau setidak – tidaknya tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan.
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a)  Menigkatkan ketagwaan kita dengan jalan meningkatkan  ibadah
b)  Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c) Menigkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia denagan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
d)  Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e)  Menekan peraaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
BAB 10. MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A. PENGERTIAN KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkann seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabbar ataupun dalam kecemasan
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tinkahh laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak – gerik itu umumnnya lain dari biasanya, misalnya berjaan mundar – mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil  mengepal – ngepalkan tangannya;duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah murung atau sayu, mals bicara; dan lain – lain.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan ynag menimpa manusia yaitu kecemasann kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mu gkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda – benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seeorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bilaia sendirian, lebih – lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya.
(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Keemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Singmund,Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
(1). Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan ini timbul karena orang itu takut akan bayangan sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
(2). Bentuk ketakutan yang terang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkan.
(3). Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba – tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
(c). Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam – macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan indivitu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu dering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
B. SEBAB – SEBAB ORANG GELISAH
Apabila kita kaji, sebab – sebab ornag gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal itu adlah akibat dari suatu ancamam, bak ancaman dari luar maupun dari dalam.
Contoh : Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan0, orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik.
C. USAHA – USAHA MENGATASI KEGELISAHAN
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.
Contoh : Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang. Karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa – paa bila menghadapi keluarganyayang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal inni dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasinyya kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan kita sepenuhnya kepada-nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha penyayang dan Maha Pengampun.
D. KETERASINGAN
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orng, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata ketersaingan berarti hal –hal yang berkenan denagn tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Tersaing atau ketersaingan adalah bagian hidup manusia.. sebenarnya atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain selalu akan tersisih dari peraulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai – nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibenci orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
E. KESEPIAN
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman.
Sebab – sebab terjadinya kesepian
Bermacam – macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman – teman sepergaulan.
F. KETIDAKPASTIAN
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal – usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal – usul ynag jelas.

G. SEBAB – SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN
Orang yang pikirannya tergantung tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang – rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsnag – rangsang baru. Mereka menampakkan tanda – tanda obsesi, phobia, delusi, gerakan gemetar, kehilanagn pengertian, kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal – hal yang tak menyenangkan, atau sebab – sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
2. Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendal, tidak nirmal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab – sebabnya
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu – raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa  berkali – kali.
4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.
5. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai pengalamann.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
a. Delusi persekusi : menganggap keadaan sekitarnya jelek.
b. Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar.
c. Delusi melancholis : merasa dirinya bersalh, hina, dan berdosa.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius.
7. Keadaaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing – pusing, muka merah, nasi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.

H. USAHA – USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam – macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita.


BAB 9. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawb dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawb adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujutan kesadraan akan kewajiabanya.
Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang berkualitas tanggung jawabnya berbeda.
Widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tapa banyak bicara dikerjakannya tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikontornya untuk persoalan kepentingan sendiri, seperti buang air, mencari makanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukannya, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas – tugasnya yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pad waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan Hudiyanto yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentinga kantor, sehinga pekerjaan yang diserahkan kepadanyasering tidak selesai pada wktunya, itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat didalamnya. Bila ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya. Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga. Ada famili yang meninggal. Karena itu kennaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ketempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan orang yang bisa dan mau bertanggungjawab saja.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertnaggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
B. MACAM – MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lau dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawb terdapat diri sendiri menurut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memcahkan masalah – masalh kemanusiaan mengennai dirinya sendiri menurut sifatnya dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi mannusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan – angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan – angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh :
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar – sebentar ia melihat jalan, tetap jua ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. Kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b ) Tanggung jawaab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami – istri, ayah – ibu dan anak – anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota lelurga wajib bertanggung jawab kepada kelurganya. Tanggung jawb nama abaik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga meruakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh:
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal duania, karena ia tidak mempunyai pekerjaan/tidak bekrja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bia diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di utuk, tetapi dari segi tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban manjadi manusia yang hina dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan mannusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Arena membutuhkan mmanusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain terebut. Sehingga dengan demikian mannusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yan lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh : Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun senula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir – hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki – laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu secara zaman dahulu, disebutkan cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhirnya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Dengan kekerasan ia menolak pakaian destersuluk, yaitu pakaian orang minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia menati memakai sekehendaknya hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena lebih gila [ula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul – mukul data di muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya ynag sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasumandan (pengiring bangsa perempuan) udah bahwa mereka tak sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan norma – norma yang berlaku dalam masyarakat, meskipun harus bersitengang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongan itu, Hanafi harus menerima rasa anipati dari masyarakat Minangkabau ynag sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d) Tanggung jawab kepada Bangsa/ Negara
suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tipa individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma – norma atau ukuran – ukuran ynag dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu slah, maka ia harus bertanggung jawab kepaada negara.
Contah :
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang – barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kalu perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarma menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu rahwana utuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana ia membangkit – bangkitkan hutang budi kumbakarma terhadap kerajan Alengka. Kumbakarna menyadari kedudukannya sebagai panglima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang harus membela negara (Ramayana)
(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempuyi tanggung jawab langsang terhadap Tuhan.
Contoh : Seorang biarawati dengan iklas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hkum – hukum yang ada pda agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia  padda umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawb juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukannya dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. Yaitu 6 orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mempu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tangga. Si Bapak membimbing putra – putrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayur, memelihara ternak yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mengajarkan putra – putrinya memasak, mencuri piring, mencuci pakaian, membersikan rumah. Anak – anaknya yang mulai besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak – anaknya yang mulai harus sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik – adiknya yang juga menyuul kakak untuk belajar di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebuah ayah – ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak – anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguryan tinggi. Pada waktu si suung sudah tamat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donateur terhadap adik – adiknya. Walhasil seluruh putra – putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja  sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdian pada putra – putrinya juga cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra - ;putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas.
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keiklasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah tokoh agama atau nabi, berikut ini diberikan dua buah penggambaran..
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankann putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekat setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri – biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan oleh nai ibrahim sekarang yang ditiru oleh  umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain mengorbankan ternak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian, pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan ikhlas tanpa pahrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya dubujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenarnya ia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengann Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.

BAB 1.  TINJAUAN TENTANG ILMU BUDAYA DASAR
1. PENDAHULUAN
Mata kuliah Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai – nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidupnya sehari – hari. Hal ini perlu, karena dirasakan kekurangan pada sistem pendidikan kita, baik pada tingkat menengah, maupun pada tingkat perguruan tinggi. Tidaklah dapat disangka, bahwa ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia – manusia spesialis yang tidak berpandangan luas.
Disinilah diharapkan kegunaan mata kuliah ini, agar lulusan perguruan tinggi kita dari semua jurusan dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan ini diharapkan, agar interelasi antara intelektual kita lebih sering dengan akibat yang positip bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan pada khususnya.
Diharapkan agar mata kuliah ini dapat menjadi semacam “lingua franca” bagi para akademisi dari berbagai lapangan ilmiah. Dengan memiliki suatu bekal yang sama ini diharapkan agar para akademisi dapat lebih lancar berkomunikasi. Kelancaran berkomunikasi ini selanjutnya akan memperlancar pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh para cendikiawan dari berbagai lapangan keahlian itu.
Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar mahasiswa diharapkan nantinya memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar dengan demikian mahasiswa diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif. Salah satu sifat penting mata kuliah ini ialah bahwa ini bukan pelajaran satra, bukan musik, bukan filsafat, bukan sesuatu disiplin yang berdiri sendiri. Kuliah ini hanya memberikan dasar – dasr yang cukup kuat kepada mahasiswa untuk mencari kebenaran, keindahan, kebebasan, dalam berbagai bentuk, seta hubungannya dengan alam semesta, Tuhannya, masyarakat dan juga penemuan dirinya sendiri, pendeknya dalam mencari hidup yang dirasakan lebih bermakna. Jadi secara singkat dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memperlihatkan :
1. Minat dan kebiasaan menyelidiki apa – apa yang terjadi disekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakan sendiri dan mengapa.
2. Kesadaran akan pola – pola nilai yang dianutnya seta bagaimana hubungan nilai – nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
3. Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai – nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai – nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
4. Keberanian moral untuk mempertahankan nilai – nilai yang dirasakan dapat diterimanya denagan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai – nilai yang dapat dibenarkan.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan denagan permasalahan sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaan, yang biasanya tidak lepas dari ikatan – ikatan primordial, dan kedaerahan.
2. Proses pembagunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini ialah timbulnya konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakan. Hal ini merupakan akiat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi – segi positifnya, juga memiliki segi – segi negatif. Akibat dampak negatif teknoloi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

2. ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULIAH DASAR UMUM
Secara umum MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualitas sebagai berikut :
1. Berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai – nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indoneia.
2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, maupun pertahanan keamanan.
4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama – sama mampu berperan  seeta didalam pelestariannya.

3. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic Humanitiesm yang berasal dari itilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah Humanities yang berasal dari istilah bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus.
Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa imlmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu – ilmu Alamiah (natural science )
Ilmu – ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan – keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.  Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan – keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk mentukan suatu kualitas. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu – ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu – ilmu Sosial ( social science )
Ilmu – ilmu sosial bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan – kenyataan yang bersifat manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu – ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitian tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Yang termasuk kelompok ilmu – ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan budaya ( the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan – kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa – peristiwa dan pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya ( The humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (didiplin ) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi – bagi lagi dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasra dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya, Ilmu budaya dasar dalam bahasa inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji maslah nilai – nilai manusia sebagai makluk berbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang, budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum  tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan budaya.
D. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan kebudayan.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentinagn profesi mereka.
2. Menberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusian dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan – persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta  ahli dalam bidang disiplin masing – masing, tidak jatuh ke dalam sifat – sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas, kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, kedua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua maslah pokok itu ialah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The Humanities ), baik dari segi masing – masing keahlian ( disiplin ) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan ( antar bidang ) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dlam kebudayaan masing – masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan – kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragam yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai – nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuahan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
Manusia dan cinta kasih
Manusia dan keindahan
Manusia dan penderitaan
Manusia dan keadilan
Manusia dan pandangan hidup
Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
Manusia dan kegelisahan
Manusia dan harapan
Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya – karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujutan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya.