BAB 9. MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawb dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawb adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujutan kesadraan akan kewajiabanya.
Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang berkualitas tanggung jawabnya berbeda.
Widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tapa banyak bicara dikerjakannya tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikontornya untuk persoalan kepentingan sendiri, seperti buang air, mencari makanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukannya, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas – tugasnya yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pad waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan Hudiyanto yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentinga kantor, sehinga pekerjaan yang diserahkan kepadanyasering tidak selesai pada wktunya, itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat didalamnya. Bila ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya. Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga. Ada famili yang meninggal. Karena itu kennaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ketempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan orang yang bisa dan mau bertanggungjawab saja.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertnaggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
B. MACAM – MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lau dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawb terdapat diri sendiri menurut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memcahkan masalah – masalh kemanusiaan mengennai dirinya sendiri menurut sifatnya dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi mannusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan – angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan – angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh :
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar – sebentar ia melihat jalan, tetap jua ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. Kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b ) Tanggung jawaab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami – istri, ayah – ibu dan anak – anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota lelurga wajib bertanggung jawab kepada kelurganya. Tanggung jawb nama abaik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga meruakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh:
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal duania, karena ia tidak mempunyai pekerjaan/tidak bekrja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bia diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di utuk, tetapi dari segi tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban manjadi manusia yang hina dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan mannusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Arena membutuhkan mmanusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain terebut. Sehingga dengan demikian mannusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yan lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh : Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun senula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir – hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki – laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu secara zaman dahulu, disebutkan cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhirnya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Dengan kekerasan ia menolak pakaian destersuluk, yaitu pakaian orang minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia menati memakai sekehendaknya hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena lebih gila [ula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul – mukul data di muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya ynag sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasumandan (pengiring bangsa perempuan) udah bahwa mereka tak sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan norma – norma yang berlaku dalam masyarakat, meskipun harus bersitengang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongan itu, Hanafi harus menerima rasa anipati dari masyarakat Minangkabau ynag sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d) Tanggung jawab kepada Bangsa/ Negara
suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tipa individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma – norma atau ukuran – ukuran ynag dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu slah, maka ia harus bertanggung jawab kepaada negara.
Contah :
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang – barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kalu perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarma menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu rahwana utuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana ia membangkit – bangkitkan hutang budi kumbakarma terhadap kerajan Alengka. Kumbakarna menyadari kedudukannya sebagai panglima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang harus membela negara (Ramayana)
(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempuyi tanggung jawab langsang terhadap Tuhan.
Contoh : Seorang biarawati dengan iklas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hkum – hukum yang ada pda agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia padda umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawb juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukannya dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. Yaitu 6 orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mempu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tangga. Si Bapak membimbing putra – putrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayur, memelihara ternak yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mengajarkan putra – putrinya memasak, mencuri piring, mencuci pakaian, membersikan rumah. Anak – anaknya yang mulai besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak – anaknya yang mulai harus sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik – adiknya yang juga menyuul kakak untuk belajar di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebuah ayah – ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak – anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguryan tinggi. Pada waktu si suung sudah tamat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donateur terhadap adik – adiknya. Walhasil seluruh putra – putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdian pada putra – putrinya juga cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra - ;putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas.
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keiklasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah tokoh agama atau nabi, berikut ini diberikan dua buah penggambaran..
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankann putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekat setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri – biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan oleh nai ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain mengorbankan ternak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian, pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan ikhlas tanpa pahrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya dubujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenarnya ia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengann Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul, jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawb dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawb adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujutan kesadraan akan kewajiabanya.
Berikut ini diberikan penggambaran bagaimana suatu tanggung jawab diberikan oleh dua orang yang berkualitas tanggung jawabnya berbeda.
Widodo ialah seorang pegawai yang tekun dalam melaksanakan tugasnya. Ia datang sebelum waktu kerja dimulai. Tapa banyak bicara dikerjakannya tugasnya. Setelah selesai tugas yang dikerjakan, ia memberikan hasil pekerjaannya kepada atasannya sebagai pertanggungjawabannya. Ia pun tidak banyak hilir mudik dikontornya untuk persoalan kepentingan sendiri, seperti buang air, mencari makanan atau minuman. Ia pun pulang pada waktu jam kantornya usai. Bila ada pertanyaan dari atasannya tentang pekerjaan yang dilakukannya, ia pun memberikan jawaban secara baik dan pasti. Ia dapat memberikan pertanggungjawaban atas tugas – tugasnya yang diberikan kepadanya, sehingga konduitenya baik, naik pangkat pad waktunya, dan memperoleh penghargaan khusus waktu tertentu.
Berbeda dengan Hudiyanto yang datangnya terlambat dan pulangnya sering lebih cepat. Sementara waktu kerja ada saja kepentingan pribadinya yang lebih dulu dikerjakan daripada kepentinga kantor, sehinga pekerjaan yang diserahkan kepadanyasering tidak selesai pada wktunya, itu pun masih banyak kekurangan atau kesalahan yang terdapat didalamnya. Bila ditanya oleh atasannya, selalu ada saja yang dijawabnya. Yang rumahnya jauh, istri atau anaknya sakit, ada urusan keluarga. Ada famili yang meninggal. Karena itu kennaikan pangkat dan gajinya sering ditunda, dan ada gejala ia akan dipindahkan ketempat lain yang sifatnya hukuman. Hudiyanto bukan orang yang bisa dan mau bertanggungjawab saja.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertnaggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
B. MACAM – MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, lau dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
(a) Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawb terdapat diri sendiri menurut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memcahkan masalah – masalh kemanusiaan mengennai dirinya sendiri menurut sifatnya dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi mannusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan – angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan – angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak.
Contoh :
Rudi membaca sambil berjalan. Meskipun sebentar – sebentar ia melihat jalan, tetap jua ia lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. Kakinya terkilir. Ia menyesali dirinya akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
(b ) Tanggung jawaab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami – istri, ayah – ibu dan anak – anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota lelurga wajib bertanggung jawab kepada kelurganya. Tanggung jawb nama abaik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga meruakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
Contoh:
Seorang ibu telah dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal duania, karena ia tidak mempunyai pekerjaan/tidak bekrja pada waktu suaminya masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bia diterima karena melacurkan diri termasuk tindakan di utuk, tetapi dari segi tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban manjadi manusia yang hina dan dikutuk.
(c) Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan mannusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Arena membutuhkan mmanusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain terebut. Sehingga dengan demikian mannusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yan lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Contoh : Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang dikeramatkan pun senula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di dalam peralatan itu hampir – hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak kaum perempuan dengan pihak kaum laki – laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu secara zaman dahulu, disebutkan cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhirnya diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Dengan kekerasan ia menolak pakaian destersuluk, yaitu pakaian orang minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia menati memakai sekehendaknya hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena lebih gila [ula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju smoking dan dasi. Ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul – mukul data di muka anak yang “terpelajar” itu, barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya ynag sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasumandan (pengiring bangsa perempuan) udah bahwa mereka tak sudi mengiringkan “mempelai didong”. Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan norma – norma yang berlaku dalam masyarakat, meskipun harus bersitengang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban kecongkakan dan kesombongan itu, Hanafi harus menerima rasa anipati dari masyarakat Minangkabau ynag sangat ketat terhadap adat itu (salah asuhan)
(d) Tanggung jawab kepada Bangsa/ Negara
suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tipa individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma – norma atau ukuran – ukuran ynag dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu slah, maka ia harus bertanggung jawab kepaada negara.
Contah :
1) Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru yang baik, terpaksa mencuri barang – barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggungjawabkan kepada pemerintah, kalu perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarma menolak perintah kakaknya, juga rajanya yaitu rahwana utuk berperang melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana ia membangkit – bangkitkan hutang budi kumbakarma terhadap kerajan Alengka. Kumbakarna menyadari kedudukannya sebagai panglima perang, karena itu berangkat juga ia ke medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai panglima yang harus membela negara (Ramayana)
(e) Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempuyi tanggung jawab langsang terhadap Tuhan.
Contoh : Seorang biarawati dengan iklas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hkum – hukum yang ada pda agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia padda umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai mahluk Tuhan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawb juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a). Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukannya dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan. Hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.
Sepasang suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa. Anaknya cukup banyak. Yaitu 6 orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap bekerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena memang tidak mempu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang bersangkutan dengan rumah tangga. Si Bapak membimbing putra – putrinya dalam belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi seperti menanam sayur, memelihara ternak yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan oleh keluarga. Si ibu mengajarkan putra – putrinya memasak, mencuri piring, mencuci pakaian, membersikan rumah. Anak – anaknya yang mulai besar menjadi semacam asistennya. Setelah anak – anaknya yang mulai harus sekolah di kota, mereka itu hanya disewakan kamar yang murah dengan harus memasak dan mencuci sendiri yang sudah terlatih baik waktu di desa. Demikianlah maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik – adiknya yang juga menyuul kakak untuk belajar di kota. Sekali seminggu seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di desa, dan sekali sebuah ayah – ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan mereka sebagai keluarga, sekaligus mengontrol apakah anak – anaknya menjalankan kewajibannya secara benar. Hal demikian juga dilakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus masuk ke perguryan tinggi. Pada waktu si suung sudah tamat dan bekerja, ia pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donateur terhadap adik – adiknya. Walhasil seluruh putra – putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya dan menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan bekerja sebagai guru di desa demi mengabdi kepada putra – putrinya agar dapat menjadi manusia yang hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan bahwa pengabdian pada putra – putrinya juga cukup, mereka merasa puas karena mampu membekali putra - ;putrinya dengan ilmu yang dijadikan kail dalam menempuh kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat habis tanpa bekas.
(b). Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keiklasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan kotbah agama. Dari kisah tokoh agama atau nabi, berikut ini diberikan dua buah penggambaran..
Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankann putra tunggalnya Ismail. Walaupun ia sangat sayang pada putranya tersebut, perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tidak sampai hati melihat pisaunya dipotongkan ke leher putranya, tetapi ia sudah bertekat setia menjalankan perintahNya. Kemudian terbukti, bahwa putra yang mau dikorbankan kepada Allah sudah berganti dengan biri – biri. Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan oleh nai ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat Islam di wilayah lain mengorbankan ternak untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian, pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan ikhlas tanpa pahrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Dalam novel berjudul “Siti Nurbaya” karya Marah Rusli, betapa besar pengorbanan gadis Siti Nurbaya sebagai pengabdiannya kepada orang tua. Orang tua Siti Nurbaya tidak mampu membayar hutang kepada Datuk Maringgih. Sebagai tebusannya, Siti Nurbaya dubujuk agar bersedia kawin dengan Datuk Maringgih, si tua bangka, walaupun sebenarnya ia sudah mengikat janji dengan pemuda pujaannya bernama Syamsul Bahri. Demi pengabdian kepada bapaknya, Siti Nurbaya bersedia memutuskan hubungannya dengann Syamsul Bahri dan mau dikawinkan dengan Datuk Maringgih, walaupun dengan perasaan yang sangat berat.
0 komentar:
Posting Komentar