ALL ABOUT MANAJEMEN MENURUT
PARA AHLI
Assalaamu’alaikum
all, lanjut ke pembahasan kita yang selanjutnya tentang All About Manajemen
menurut para ahli. Kita langsung aja ke pembahasannya :
1. Pengertian manajemen
a. Menurut James
A.F Stonner
James
Arthur Finch Stoner mendefinisikan bahwa manajemen merupakan suatu proses
perencanaan, pengorganisaasian, kepemimpinan, serta pengawasan usaha-usaha dari
para anggota organisasi beserta penggunaan sumber-sumber daya organisasi lain
guna mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.
Yang
dapat diartikan bahwa menurut Stoner, suatu manajemen adalah sebuah proses atau
usaha untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi oleh semua aspek manajemen
baik itu manusia, mesin, dll. yang mana perlu direncanakan, diorganisasikan,
diarahkan serta diawasi. Atau lebih rincinya, ditekankan pada 4 aspek ini :
1.
Perencanaan (planning)
menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin)
memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara
pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang
dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan
sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain,
semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah
berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau
perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan
yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana
dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir.
2.
Pengorganisasian (organization)
yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan(khususnya para pemimpin) yang berarti
para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang
dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya ditempatkan sesuai
dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan bisa dicapai
dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para atasan harus
bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber daya yang
ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki
potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.
Memimpin (to lead) yang
dalam beberapa hal juga disebut mengarahkan. Atau dapat diartikan cara dari
para atasan untuk mengarahkan, mempengaruhi atau memerintahkan setiap
anggotanya untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan dan disusun (diorganisasi).
Dan setiap atasan diharuskan untuk mempunyai strategi untuk memimpin para
anggotanya.
4.
Pengendalian (controlling) dapat
diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih
berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu
bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong
kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari
sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat.
Sumber
:
b. Menurut Peter F. Drucker
Saat
saya searching tentang manajemen menurut Peter Ferdinand Drucker,
saya cukup terkejut juga karena ternyata Drucker lebih menekankan bahwa pada
suatu organisasi manajemen yang
dibutuhkan adalah manajemen yang berjalan dengan efektif dan efisien, atau
dalam beberapa istilah didapatkan dengan waktu yang relatif cepat dengan biaya
seminimal mungkin (hemat waktu dan biaya). Jadi menurut saya, teori Drucker
ini, dapat digabungkan dengan teori Stoner, karena Manajemen yang terencana,
terorganisasi, terarah, terkendali dan terpimpin bisa mewujudkan suatu
keefektifitasan dan keefisiensian. Namun sedikit saya tambahkan dari suatu
kutipan website bahwa Efektif menurut Peter F. Drucker adalah “mengerjakan
pekerjaan yang benar”. Sedangkan Efisien adalah “mengerjakan pekerjaan dengan
benar”, atau yang saya artikan bahwa setiap manajemen harus menemukan cara
mengerjakan pekerjaan yang benar dengan benar, atau dalam arti lain, setiap
manajemen harus memikirkan cara pencapaian tujuan manajemen secara efektif dan
efisien.
Dan ketika saya menemukan artikel berbahasa Inggris
mengenai ini, saya terjemahkan bahwa Menurut Drucker, Manajemen adalah alat
serbaguna untuk mengelola bisnis, para manajer, para pekerja dan pekerjaan itu
sendiri. Tujuannya adalah sebagai alat agar masyarakat secara khusus dapat
membuat sumber daya yang produktif, yaitu dengan tanggung jawab untuk kemajuan
ekonomi yang terorganisasi.
Sumber :
2. Fungsi Manajemen
a. Dari segi POAC
Jujur saja saya agak terkejut ketika men-searching arti
dari POAC, karena ternyata POAC adalah singkatan dari Planning, Organizing,
Actuating, dan Controling yang ternyata telah saya jelaskan terlebih dahulu di atas
(kecuali Actuating), hhe. Sedikit tambahan bahwa POAC merupakan konsep dasar
manajemen yang diperkenalkan oleh George R. Terry. Dan teori ini
banyak digunakan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia. Mungkin
pengertiannya akan saya ulangi lagi, akan tetapi akan sedikit saya tambahkan
dari beberapa sumber, karena ternyata masih ada penjelasan detail dari segi
Planning dan Controling dan akan saya beri definisi baru dari segi Actuating.
1.
Perencanaan (planning)
menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin)
memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara
pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang
dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan
sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain,
semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah
berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau
perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan
yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana
dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir. Dan
dari beberapa sumber, ditambahkan penekanan pada hal-hal berikut :
a. Specific yang berarti suatu
perencanaan harus lebih jelas dan lebih detail dari berbagai segi
perencanaannya. Tidak meragukan ataupun tidak jelas, dan tentunya harus sesuai
dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
b.
Measurable yang
berarti suatu perencanaan harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Seperti yang saya katakan tadi bahwa dengan demikian akan meminimalisir
kesalahan khususnya dari segi kerugian.
c.
Achievable yang
berarti sesuatu dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan atau khayalan (yang
walau bukan pendapat murni saya tapi saya setuju). Dan dapat saya tambahkan
dapat diukur pencapaiannya dari sumber daya yang tersedia.
d.
Realistic yang
berarti sesuatu yang sesuai dengan kemampuan serta sumber daya yang ada.
Tidak terlalu mudah serta tidak terlalu sulit. Dengan memaksimalkan sumber
daya yang ada, tetapi tetap ada tantangan didalamnya.
e.
Time yang
berarti setiap rencana harus ada batas waktu yang jelas, baik itu bulanan,
tahunan, dll. Sehingga mudah untuk dinilai serta dapat dievaluasi.
2.
Pengorganisasian (organization)
yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan (khususnya para pemimpin) yang
berarti para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya yang dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya
ditempatkan sesuai dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan
bisa dicapai dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para
atasan harus bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber
daya yang ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki
potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.
Pelaksanaan
(actuating) yang berarti usaha atau tindakan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Atau dapat diartikan apa yang telah direncanakan
dan diorganisasikan untuk mencapai tujuan organisasi sudah mulai dilaksanakan
atau dijalankan.
4.
Pengendalian (controlling) dapat
diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih
berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu
bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong
kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari
sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat. Dan dapat disimpulkan dengan :
·Mencegah
terjadinya penyimpangan
·Memperbaiki
kelemahan dan kesalahan, serta menindak penyalahgunaan dan penyelewengan
·Mendinamisasikan
organisasi serta kegiatan dalam manajemen
·Memperkuat
rasa akan tanggung jawab tiap individu
·Mengambil
tindakan korektif jika pelaksanaan menyimpang dari Perencanaan atau standar
yang telah ditetapkan.
Sumber :
b.
Dari segi POLC
Jika harus jujur lagi, tentu saya akan jujur kalau saya
terkejut lagi dengan arti POLC, karena ternyata kepanjangan POLC adalah
Planning, Organizing, Leading, dan Controlling yang tentunya sama persis dengan
yang saya terangkan diatas pada bagian pengertian manajemen menurut James
Stoner, mungkin saya akan mengkopi langsung dari tulisan diatas, akan tetapi
akan saya simpulkan mengenai fungsi manajemen baik dari segi POAC maupun POLC.
1.
Perencanaan (planning)
menunjukan bahwa semua anggota organisasi (khususnya para atasan atau pemimpin)
memikirkan semua strategi untuk mencapai semua tujuan, baik itu cara
pelaksanaannya, kemungkinan dari keberhasilannya, siapa dan apa saja yang
dilibatkan dalam perencanaan ini, serta hal-hal lain yang perlu diperhatikan
sebelum pelaksanaan suatu rencana tersebut dilaksanakan. Dengan kata lain,
semua hal yang dijalankan dalam suatu manajemen dalam mencapai tujuan, tidaklah
berdasarkan pelaksanaan yang langsung dilaksanakan tanpa ada strategi atau
perencanaan terlebih dahlulu, atau dalam kata lain, bukanlah sebuah kegiatan
yang dijalankan secara sembrono, akan tetapi suatu kegiatan yang terencana
dengan baik, sehingga kegagalan yang didapatkan akan lebih diminimalisir.
2.
Pengorganisasian (organization)
yang biasanya menjadi tugas bagi para atasan(khususnya para pemimpin) yang berarti
para atasan itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang
dimiliki organisasi. Atau bisa diartikan, setiap sumber daya ditempatkan sesuai
dengan fungsinya masing-masing agar tujuan yang direncanakan bisa dicapai
dengan lebih mudah, efektif, bahkan mungkin efisien. Adapun para atasan harus
bisa mengidentifikasikan atau mengenali potensi dari setiap sumber daya yang
ada, khususnya sumber daya manusia yang mana setiap individu memiliki
potensinya masing-masing dalam berbagai hal.
3.
Memimpin (to lead) yang
dalam beberapa hal juga disebut mengarahkan. Atau dapat diartikan cara dari
para atasan untuk mengarahkan, mempengaruhi atau memerintahkan setiap
anggotanya untuk melaksanakan tugas yang telah direncanakan dan disusun (diorganisasi).
Dan setiap atasan diharuskan untuk mempunyai strategi untuk memimpin para
anggotanya.
4.
Pengendalian (controlling) dapat
diartikan usaha para atasan untuk meyakinkan anggotanya bahwa organisasi masih
berjalan dalam arah yang tepat atau sesuai tujuna. Serta apabila salah satu
bagian atau bahkan organisasi itu sendiri menuju arah yang salah atau condong
kepada tujuan yang salah, maka para atasan harus berusaha untuk mencari
sebabnya dan solusinya agar organisasi kembali ke arah yang tepat.
Mungkin kedua fungsi ini memang penting, akan tetapi saya
bertanya-tanya, mengapa sampai ada dua fungsi manajemen sekaligus? Padahal jika
dilihat dari segi makna, keduanya tidak terlalu jauh berbeda. Tapi! Setelah saya
lebih teliti, sebenarnya inti dari dua fungsi ini sama, dimana keduanya
sam-sama memiliki perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian dalam
pelaksanaan pencapaian tujuan pada suatu manajemen. Akan tetapi, POAC lebih
menekankan pada pelaksanaan dari suatu pencapaian suatu tujuan, sedangkan POLC
lebih menekankan adanya kepemimpinan, dan hal-hal lain yang saya simpulkan dari
keduanya, yaitu :
POAC
|
POLC
|
Tidak
memperhatikan kepemimpinan, hanya pelaksanaannya.
|
Lebih
memperhatikan kepemimpinan, bukan hanya pelaksanaannya.
|
Apapun
tugasnya, dilaksanakan bersama-sama.
|
Apapun
tugasnya, harus ada yang memimpin/mengawasi.
|
Tanggung
jawab suatu pekerjaan ditanggung bersama.
|
Tanggung
jawab suatu pekerjaan lebih ditanggung oleh pemimpin pekerjaan.
|
Dll.
|
Dll.
|
Sumber :
3. Proses manajemen menurut Henry Fayol(Fayolism)
a. Planning(perencanaan)
Perencanaan adalah
melihat/memperkirakan kedepannya. Menurut Henri Fayol, menyusun rencana yang
baik dari suatu tindakan yang akan dilaksanakan adalah hal yang paling sulit
dari lima fungsi manajemen yang lain. Karena perencanaan membutuhkan
partisipasi aktif dari seluruh aspek organisasi. Dengan memperhatikan waktu dan
pelaksanaan, perencanaan harus dikaitkan dan dikoordinasikan pada tingkat yang
berbeda. Perencanaan harus mengambil atau mempertimbangkan sumber daya
organisasi yang tersedia dan fleksibilitas personil dari organisasi yang
menjadi pertimbangan, karena dengan hal itu akan menjadi sebuah jaminan dari kelanjutan sebuah organisasi dan pelaksanaan
rencana itu sendiri.
b. Organizing (pengorganisasian)
Sebuah organisasi hanya
akan dapat berfungsi dengan baik jika organisasi itu sendiri terorganisir
dengan baik. Ini berarti bahwa harus ada sumber daya yang berupa modal yang
cukup, staff dan bahan baku, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar dapat
membangun struktur kerja yang baik. Struktur organisasi dengan pembagian yang
baik dari segi fungsi-fungsi dan tugas-tugas adalah sesuatu yang sangat
penting. Ketika jumlah fungsi meningkat, organisasi akan dapat berkembang baik secara
horisontal maupun vertikal. Hal ini memerlukan jenis kepemimpinan yang berbeda.
Pengorganisasian adalah fungsi penting dari lima fungsi manajemen lainnya.
c.
Commanding (Kepemerintahan)
Ketika diberi perintah
dan instruksi kerja yang jelas, karyawan akan tahu secara pasti apa yang
diperlukan dari diri mereka. Kembali dari semua karyawan akan dioptimalkan jika
mereka diberikan instruksi yang kongkrit sehubungan dengan kegiatan yang harus
dilakukan oleh mereka. Manajer yang sukses berintegritas, serta berkomunikasi
dengan jelas dan mendasarkan keputusan mereka pada audit / pemeriksaan yang
berkala. Mereka mampu memotivasi tim dan mendorong karyawan untuk mengambil
inisiatif.
d.
Coordinating (Pengkoordinasian)
Ketika semua kegiatan
diselaraskan, organisasi akan berfungsi dengan lebih baik. Pengaruh positif
dari perilaku setiap karyawan adalah penting dalam koordinasi. Oleh karena itu,
koordinasi bertujuan memicu motivasi dan disiplin dalam dinamika berkelompok.
Hal ini membutuhkan komunikasi yang jelas dan kepemimpinan yang baik. Hanya
melalui perilaku positif karyawan, manajemen dapat melaksanakan tujuan yang
diinginkan agar dapat tercapai.
e.
Controlling (Pengendalian)
Dengan memastikan apakah
semuanya berjalan sesuai rencana, organisasi tahu persis apakah kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak. Kontrol terjadi dalam proses empat
langkah:
· Menetapkan standar kinerja berdasarkan tujuan organisasi.
· Mengukur dan melaporkan kinerja secara aktual.
· Membandingkan hasil dengan kinerja dan standar yang ada.
· Mengambil tindakan korektif atau pencegahan sesuai yang diperlukan.
· Menetapkan standar kinerja berdasarkan tujuan organisasi.
· Mengukur dan melaporkan kinerja secara aktual.
· Membandingkan hasil dengan kinerja dan standar yang ada.
· Mengambil tindakan korektif atau pencegahan sesuai yang diperlukan.
Sumber :
4.
Manajer Role / peran manajer menurut Mintzberg
Menurut Mintzberg para
manajer itu memiliki sepuluh peran berbeda-beda, dari kesepuluh peran
tersebut dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
·
Informational
(Managing By Information)
·
Interpersonal
(Managing Through People)
·
Decisional
(Managing Through Action)
Berikut
adalah penjelasan dari 3 kategori di atas :
1. Informational
(Managing By Information) atau manajemen dengan informasi. Yaitu :
a. Monitor
(Pengawas)
Mencari dan memperoleh informasi yang terkait dengan pekerjaan.
Contoh : Memindai/membaca perdagangan pers, majalah, laporan; menghadiri seminar seminar dan pelatihan; mempertahankan kontak pribadi.
b. Disseminator (Penyebar informasi)
Berkomunikasi / menyebarluaskan informasi kepada orang lain dalam organisasi.
Contoh : Mengirim memo dan laporan; memberitahukan staff dan bawahan tentang keputusan.
c. Spokesperson (Juru bicara)
Berkomunikasi / mengirimkan informasi keluar (pihak eksernal).
Contoh : Meneruskan memo, laporan dan informasi bahan; berpartisipasi dalam konferennsi pertemuan-pertemuan dan laporan kemajuan.
2. Interpersonal
(Managing Through People) atau manajemen melalui orang lain. Yaitu :
a. Figurehead
(Tokoh sebagai Simbol pemimpin perusahaan)
Melakukan
tugas-tugas social dan hokum, bertindak sebagai pemimpin simbolis.
Contoh : Menyapa pengunjung, menandatangani
dokumen hokum, menghadiri upacara pemotongan pita, pembawa acara dari resepsi
dan lain-lain.
b. Leader
(Pemimpin)
Langsung
dan memotivasi bawahan, memilih dan melatih karyawan.
Contoh : Mencakup hamper semua interaksi dengan
bawahan
c. Liaison
(Penghubung atau duta perwakilan)
Membangun
dan memelihara kontak ke dalam dan luar organisasi.
Contoh : Partisipasi dalam pertemuan dengan
wakil-wakil divisi atau organisasi lainnya.
3. Decisional (Managing Through Action) atau
manajemen dengan tindakan nyata. Yaitu:
a. Entrepreneur
(Berjiwa pengusaha)
Mengidentifikasi
ide-ide baru dan memulai proyek-proyek perbaikan.
Contoh : Menerapkan inovasi; Rencana untuk masa
depan.
b. Disturbance
Handler (Pemecahan masalah)
Berkaitan
dengan sengketa atau masalah dan mengambil tindakan kooperatif.
Contoh : Menyelesaikan konflik antara bawahan;
Memilih alternative strategi; Mengatasi situasi krisis.
c. Resource
Allocation (Alokasi sumber daya)
Memutuskan
mana untuk menerapkan sumber daya.
Contoh : Merancangan dan menyetujui rencana,
jadwal, anggaran; Menetapkan prioritas.
d. Negotiator
(Negosiasi)
Membela
kepentingan bisnis.
Contoh
: Berpartisipasi dalam dan mengarahkan negosiasi dalam tim, Departemen
dan organisasi.
Sumber :
5. Teori
Organisasi Klasik
a. Menurut
Henry Fayol
Henri Fayol (1841-1925) ,
memusatkan perhatiannya pada pemecahan fungsional kegiatan administrasi.
Fayol juga mengemukakan 14 prinsip-prinsip yang menyeluruh,
yang dipergunakan sebagai petunjuk bagi manajer dalam beraktivitas mengelola
organisasi.
1. Pembagian kerja.
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan dalam perintah
5. Kesatuan arah
6. Mengutamakan kepentingan umum (general interest) diatas
kepentingan individu
7. Pemberian upah bagi pekerja
8. Sentralisasi
9. Rantai perintah
10. Ketertiban
11. Keadilan
12. Kestabilan masa kerja pekerja
13. Inisiatif
14. Semangat jiwa kesatuan (korps).
Sumber :
b. Max
Weber
Max Weber mengemukakan tipe
ideal birokrasi. Menurut
Max Weber teori birokrasi adalah bentuk organisasi yang paling efisien. Menurut
Max Weber masyarakat akan mengalami situasi birokrasi dan mustahil untuk
menghindari birokrasi. Dengan demikian masyarakat akan menjadi semakin lebih
berfikir rasional. Max Weber memiliki elemen kunci dalam teori birokrasi ini,
yaitu:
- · Peran didefinisikan secara jelas berdasarkan pekerjaan
- · Hirarki otoritas
- · Prosedur standar
- · Pencatatan teliti
- · Mempekerjakan karyawan hanya jika mereka memenuhi kualifikasi tertentu untuk pekerjaan
Sumber :